METRO ONLINE Tolitoli, 4 November 2025 — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tolitoli mengikuti pengarahan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah, terkait Pembinaan Kemandirian melalui Pemberdayaan UMKM dan Ekonomi Kreatif yang dilaksanakan secara virtual melalui Zoom Meeting pada Selasa (4/11).
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan se-Sulawesi Tengah. Tujuan kegiatan ini adalah memperkuat pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) melalui pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta sektor ekonomi kreatif di lingkungan Lapas dan Rutan.
Dalam arahannya, Kakanwil Bagus Kurniawan menekankan beberapa poin penting, di antaranya:
- Setiap UPT diharapkan memiliki maksimal dua produk unggulan sebagai ciri khas pembinaan kemandirian.
- Jumlah WBP yang terlibat dalam kegiatan UMKM atau pertukangan minimal sebanyak 10 orang.
- Pelaporan keuangan dan PNBP harus disusun secara realistis dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Produk unggulan khusus makanan dan minuman wajib memiliki izin BPOM, sertifikasi halal, serta mencantumkan tanggal produksi dan kedaluwarsa pada kemasan.
Kepala Lapas Kelas IIB Tolitoli, Muhammad Ishak, menyampaikan bahwa pengarahan tersebut menjadi motivasi untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan program pembinaan kemandirian di Lapas Tolitoli.
“Melalui pengarahan dari Bapak Kakanwil Bagus Kurniawan, kami berkomitmen memperkuat pembinaan kemandirian dengan menghasilkan produk yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga memiliki nilai jual dan legalitas yang diakui,” ujar Muhammad Ishak.
Sebagai bentuk nyata pembinaan kemandirian, produk UMKM Lapas Tolitoli saat ini telah memiliki merek resmi yaitu Bokayong, Kawarbin, dan Binacocografi. Merek-merek tersebut berfungsi sebagai tanda pengenal untuk membedakan produk atau jasa dari satu unit usaha dengan yang lain, menjadi alat promosi untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat, sekaligus menjamin mutu dan menunjukkan asal barang atau jasa yang dihasilkan oleh warga binaan Lapas Tolitoli.
Sementara itu, Kasi Bimbingan Narapidana/Anak Didik dan Kegiatan Kerja, Feldianto, menambahkan bahwa arahan dari Kakanwil menjadi pedoman penting dalam pengelolaan kegiatan kerja WBP.
“Kami akan terus mengoptimalkan potensi warga binaan di bidang pertukangan, kerajinan, dan UMKM. Setiap kegiatan akan diarahkan agar mampu menghasilkan produk unggulan yang sesuai standar dan memiliki daya saing,” tutur Feldianto.
Senada dengan hal tersebut, Kasubsi Kegiatan Kerja, Frengki, menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan produktivitas kegiatan kerja di Lapas Tolitoli.
“Kami berupaya menjadikan kegiatan kerja tidak hanya sebagai rutinitas, tetapi juga sebagai wadah pembelajaran dan pembekalan keterampilan bagi warga binaan agar siap berdaya saing setelah bebas nanti,” ujar Frengki.
Kegiatan ini juga selaras dengan Sapta Arahan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah, Bapak Agus Kurniawan dalam mendukung 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Bapak Agus Andrianto guna mewujudkan Asta Cita Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto.
Zoom berjalan dengan baik dan lancar. Lapas Tolitoli siap menindaklanjuti arahan Kepala Kantor Wilayah dengan langkah nyata dalam pengembangan potensi UMKM dan ekonomi kreatif di lingkungan pemasyarakatan.
Editor : Muh Sain
