-->
BADAN HUKUM " PT METRO MEDIA INDONESIA >>> AKT NO.13 TGL. 21-08-2018 SK. KEMENKUMHAM RI NO.AHU-0040828.AH.01.01. TGL. 29-08-2018 >>> Alamat Kantor Redaksi Jalan Yusuf Kallah No 31 Makassar


Jumat, Oktober 10, 2025

Lapas Tolitoli Dorong Ketahanan Pangan Lewat Program Kemandirian Warga Binaan

Lapas Tolitoli Dorong Ketahanan Pangan Lewat Program Kemandirian Warga Binaan


METRO ONLINE Tolitoli – Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tolitoli di bawah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah terus berupaya memperkuat peran strategisnya dalam mendukung Asta Cita Presiden, khususnya dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan nasional.

Sejalan dengan arahan 13 Program Akselerasi yang dicanangkan oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, di bidang Pemasyarakatan, Lapas Tolitoli melaksanakan kegiatan pembinaan berbasis pertanian kepada warga binaan. Salah satu target penting dari program ini adalah pemenuhan minimal 5% kebutuhan bahan makanan (bama) di UPT Pemasyarakatan yang bersumber dari hasil produksi sendiri, sebagai bagian dari efisiensi anggaran dan ketahanan pangan. 

Pada Jumat (10/10), tiga orang warga binaan yang tergabung dalam program pembinaan kemandirian didampingi petugas melaksanakan kegiatan panen sayuran di area Kebun Hortikultura Lapas. Jenis sayuran yang dipanen antara lain bayam merah, bayam putih, kangkung, dan sawi, yang sebelumnya telah ditanam dengan pola waktu tanam berjenjang. Metode ini memungkinkan proses panen dilakukan secara rutin setiap hari.

Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tolitoli, Muhammad Ishak, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk konkret partisipasi lapas dalam mendukung ketahanan pangan serta memberikan bekal keterampilan bagi warga binaan sebelum mereka kembali ke masyarakat.
"Program pertanian ini bukan hanya soal menanam dan memanen, tetapi juga bentuk nyata implementasi semangat Asta Cita Presiden untuk membangun ekonomi yang adil dan berkelanjutan. Warga binaan tidak hanya diajarkan keterampilan teknis, tetapi juga nilai tanggung jawab dan kemandirian," jelas Ishak.

Program hortikultura ini telah menunjukkan hasil yang positif. Rata-rata hasil panen mencapai 30 kilogram per hari, yang disalurkan kepada vendor bahan makanan (bama) Lapas. Pendekatan ini mendukung efisiensi operasional sekaligus memperkuat ketahanan pangan di lingkungan pemasyarakatan.

Keuntungan lain dari program ini adalah warga binaan yang terlibat dalam kegiatan pertanian memperoleh premi kerja atas kontribusi mereka. Premi tersebut tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi selama menjalani masa pidana, tetapi juga mampu membantu keluarga mereka di luar.
“Kami sangat terbantu dengan adanya premi ini. Bisa kami gunakan untuk kebutuhan sehari-hari di dalam, bahkan sesekali saya bisa kirim ke keluarga di rumah. Ini sangat berarti bagi kami,” ujar salah satu warga binaan berinisial S (27).

Kepala Seksi Bimbingan Narapidana/Anak Didik (Kasi Binadik), Feldianto, menekankan bahwa pembinaan kemandirian adalah bagian dari strategi re-integrasi sosial warga binaan.
“Kami ingin memastikan warga binaan tidak hanya menjalani hukuman, tetapi juga dibekali keterampilan produktif agar mereka memiliki peluang ekonomi saat kembali ke masyarakat,” jelas Feldi.

Sementara itu, Kepala Sub Seksi Kegiatan Kerja (Kasubsi Giatja), Frengki, menyampaikan bahwa Lapas Tolitoli terus mengembangkan lahan pertanian agar program dapat diperluas dan melibatkan lebih banyak warga binaan.
“Kami akan terus meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jenis tanaman yang dibudidayakan. Target kami tidak hanya memenuhi kebutuhan internal, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap PNBP dan kesejahteraan warga binaan,” ujar Frengki.

Petugas pengawal yang mendampingi kegiatan, Meikel, juga menyatakan bahwa program ini memberikan dampak positif terhadap sikap dan perilaku warga binaan.
“Warga binaan yang terlibat dalam kegiatan pertanian umumnya lebih disiplin, aktif, dan bertanggung jawab. Ini membantu menciptakan suasana yang kondusif di dalam lapas,” ucapnya.

Hingga periode Januari–September, capaian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari kegiatan ini tercatat sebesar Rp11.074.600 atau mencapai 120,77% dari target yang ditetapkan, menunjukkan efektivitas program dalam memberikan nilai tambah ekonomi.

Lebih lanjut, Ishak menegaskan bahwa prinsip "Bergerak Berdampak" menjadi filosofi utama dalam setiap pembinaan yang dilaksanakan di Lapas Tolitoli.
“Kami ingin setiap kegiatan yang dilakukan benar-benar membawa dampak positif, tidak hanya bagi warga binaan tetapi juga untuk masyarakat luas. Kami membekali mereka dengan keterampilan dan etos kerja agar ketika kembali ke masyarakat nanti, mereka siap menjadi individu yang mandiri dan produktif,” tutupnya.

Kegiatan ini merupakan implementasi dari Sapta Arahan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah, Bagus Kurniawan, dalam rangka mendukung 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Adrianto. Program ini juga menjadi bagian dari upaya pemasyarakatan dalam mendukung visi besar Asta Cita Presiden.


Editor: Muh Sain 

Berita Terkait

Berita Lainnya

© Copyright 2019 METRO ONLINE | All Right Reserved