METRO ONLINE Tolitoli, 22 Agustus 2025 – Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tolitoli kembali menunjukkan komitmennya dalam membina dan membekali warga binaan dengan keterampilan kerja. Kali ini, Lapas Tolitoli bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tolitoli menyelenggarakan Pelatihan Perkebunan Bersertifikat yang diikuti oleh sejumlah warga binaan.
Kegiatan pelatihan dimulai dengan sesi pembekalan teori kepada peserta pelatihan. Para instruktur dari Dinas Tenaga Kerja memberikan materi mengenai dasar-dasar perkebunan, mulai dari pemilihan bibit unggul, teknik penanaman yang baik, hingga tata cara perawatan tanaman agar menghasilkan panen yang optimal. Setelah itu, warga binaan diarahkan untuk praktik langsung di lahan perkebunan yang sudah disiapkan di lingkungan Lapas.
Dalam praktik lapangan, para peserta mempelajari cara mengolah tanah, menanam bibit, melakukan pemupukan, hingga teknik penyiraman dan pengendalian hama. Semua kegiatan dilakukan dengan pendampingan langsung instruktur agar ilmu yang diperoleh bisa diaplikasikan dengan baik.
Kepala Lapas Kelas IIB Tolitoli, Muhammad Ishak, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bentuk nyata dari upaya Lapas untuk menjadikan warga binaan lebih produktif.
“Kami ingin warga binaan memiliki keterampilan yang bisa dijadikan bekal setelah mereka bebas nanti. Melalui pelatihan perkebunan ini, mereka tidak hanya mendapat teori, tetapi juga praktik langsung sehingga lebih siap untuk mandiri dan berkontribusi di masyarakat,” ujarnya.
Kegiatan ini juga merupakan implementasi dari Sapta Arahan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah, Bagus Kurniawan, dalam mendukung 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Adrianto, serta menjadi bagian dari upaya pemasyarakatan mendukung visi besar Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Sementara itu, salah satu instruktur dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tolitoli, Andik Widarto, S.Pt menekankan pentingnya keterampilan ini untuk membuka peluang kerja dan usaha baru.
“Perkebunan adalah sektor yang sangat menjanjikan, terutama di daerah kita yang kaya akan potensi alam. Kami berharap keterampilan yang diberikan dapat dimanfaatkan warga binaan, baik untuk bekerja maupun membuka usaha perkebunan secara mandiri setelah mereka kembali ke masyarakat,” tutur Andik Widarto.
Pegawai pendamping kegiatan, Fajar, juga memberikan apresiasi terhadap antusiasme peserta.
“Sebagai pendamping, saya melihat langsung bagaimana warga binaan begitu bersemangat mengikuti setiap tahapan. Semoga ilmu yang mereka peroleh benar-benar menjadi bekal yang bermanfaat setelah bebas nanti. Kami siap terus mendukung agar pembinaan berjalan maksimal,” ungkap Fajar.
Antusiasme juga terlihat dari para warga binaan yang mengikuti pelatihan. Salah seorang peserta Amirudin, mengaku mendapatkan banyak pengalaman baru dari program ini.
“Saya bersyukur diberi kesempatan ikut pelatihan ini. Dari sini saya belajar cara bercocok tanam yang benar. Nanti kalau sudah bebas, saya ingin menerapkan ilmu ini di kampung, mungkin dengan membuka kebun kecil untuk membantu keluarga,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Dengan adanya pelatihan perkebunan bersertifikat ini, Lapas Tolitoli berharap warga binaan memiliki keterampilan produktif, sehingga mampu mengubah pandangan masyarakat bahwa penjara bukan sekadar tempat menjalani hukuman, melainkan tempat pembinaan menuju kehidupan yang lebih baik.
Editor : Muh Sain