METRO ONLINE Tolitoli - Bagi masyarakat umum, limbah batok kelapa atau tempurung kelapa boleh jadi tak bernilai apa-apa, Namun warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tolitoli bisa menyulap menjadi barang seni dengan bernilai ekonomi. (29/06/2024)
Melalui imajinasi dari warga binaan dan petugas lapas kelas IIB Tolitoli mampu menyulap limbah batok atau tempurung kelapa menjadi aneka wadah lampu hias artistik yang terkesan sebagai barang mahal.Seiring berjalannya waktu, hasil kerajinan Warga binaan Lapas Kelas IIB Tolitoli semakin dikenal dan kian laris. Apalagi harga lampu hias juga sangat terjangkau, meskipun kelihatan sederhana, sebenarnya membuat lampu hias dari batok kelapa tidak mudah. Selain harus halus dalam ukiran dan pemotongannya, bahan yang dipilih juga tidak sembarangan demi untuk memuaskan konsumen.
Frengki selaku kasubsi kegiatan kerja mengatakan “Awalnya saya mencoba membersihkan batok dengan cara dikikis, kemudian diampelas hingga halus. Kemudian saya bentuk pola lampu hias, Namun setelah dirakit sedemikian rupa, dipernis dan dipasang bola lampu sesuai bentuk wadahnya hasilnya ternyata cukup mengejutkan."
“Harus dari kelapa tua dan masih utuh. Langsung dipotong dengan gergaji. Setelah terpola, isi kelapa diambil, tempurungnya digosok hingga halus,” tambahnya
Editor : Muh Sain