METRO ONLINE Tolitoli, 18 April 2025 – Bertempat di Gereja Patmos Lapas Kelas IIB Tolitoli, pelaksanaan Ibadah Paskah bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Nasrani digelar secara virtual melalui Zoom Meeting bersama seluruh satuan kerja (Satker) pemasyarakatan se-Indonesia. Kegiatan ini dimulai pada pukul 10.00 WITA dan berlangsung hingga selesai.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Direktur Pembinaan Narapidana dan Anak Binaan Nomor: PAS.4.UM.01.01-259 tanggal 13 Maret 2025, dalam rangka memperkuat pembinaan spiritual bagi WBP yang beragama Nasrani.
Acara dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia, Irjen Pol. Drs. Mashudi. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya pembinaan kerohanian sebagai bagian dari proses reintegrasi sosial, guna membentuk pribadi yang lebih baik setelah menjalani masa pidana.
Ibadah Paskah dipimpin oleh Pendeta Yani Lim dari Yayasan Pelayanan Kasih "Bethesda", yang menyampaikan renungan bertema kasih, pengampunan, dan pengharapan dalam iman Kristiani. Suasana ibadah berlangsung khidmat dan penuh makna bagi seluruh peserta, termasuk WBP di Lapas Tolitoli.
Kepala Lapas Kelas IIB Tolitoli, Muhammad Ishak, A.Md.IP., S.H., M.H, menyampaikan apresiasinya atas semangat para warga binaan dalam mengikuti ibadah ini. “Kami sangat mendukung penuh kegiatan pembinaan rohani seperti ini. Selain memperkuat iman, juga menjadi momen refleksi diri bagi para WBP dalam memperbaiki kehidupan mereka ke depan,” ungkapnya.
Muhammad Ishak juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Sapta Arahan Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Sulawesi Tengah, Bagus Kurniawan, dalam mendukung 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Adrianto, yang merupakan program untuk mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Setelah ibadah selesai, kegiatan dilanjutkan dengan nonton bareng (nobar) film rohani yang memberikan inspirasi dan motivasi spiritual. Acara ditutup dengan sesi foto bersama secara virtual, sebagai simbol kebersamaan dan semangat persaudaraan antara sesama WBP dan petugas pemasyarakatan.
Seluruh rangkaian kegiatan diawasi oleh regu pengamanan dan didampingi langsung oleh dua petugas yang beragama Kristen, guna memastikan kegiatan berjalan aman, tertib, dan penuh kekhusyukan.
Editor : Muh Sain