Pembelajaran Pemberantasan Buta Aksara Di Lapas Kelas IIB Tolitoli Terus di Gelar Sebagai Wujud Pemenuhan Hak Warga Binaan

Advertisement

Pembelajaran Pemberantasan Buta Aksara Di Lapas Kelas IIB Tolitoli Terus di Gelar Sebagai Wujud Pemenuhan Hak Warga Binaan

Rabu, 03 Desember 2025

METRO ONLINE Tolitoli, 3 Desember 2025 — Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tolitoli kembali melaksanakan kegiatan pembelajaran pemberantasan buta huruf aksara dan belajar menghitung bagi warga binaan yang masuk dalam kategori buta aksara. Kegiatan ini berlangsung di ruang Perpustakaan Lapas pada Rabu pagi, mulai pukul 09.00 WITA hingga selesai.


Dalam kegiatan tersebut, petugas pengajar dari Seksi Registrasi dibantu oleh peserta magang yang merupakan bagian dari Program Pemagangan Lulusan Perguruan Tinggi Kementerian Ketenagakerjaan RI di lingkungan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan. Keterlibatan peserta magang ini didasarkan pada Surat Kepala Biro Sumber Daya Manusia Aparatur, Organisasi dan Ketatalaksanaan Nomor SEK-2.UM.01.01-709 tanggal 6 November 2025 tentang Tindak Lanjut Pelaksanaan Program Pemagangan untuk Lulusan Perguruan Tinggi di Lingkungan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan. Program pemagangan ini juga menjadi salah satu upaya mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.


Para peserta magang berperan aktif dalam mendampingi Petugas dalam membina warga binaan, mulai dari pengenalan angka, latihan berhitung sederhana, hingga membantu memastikan setiap peserta memahami materi secara bertahap. Kehadiran mereka menambah kekuatan tenaga pendidik sekaligus memberikan suasana belajar yang lebih interaktif.


Kepala Lapas Kelas IIB Tolitoli, Muhammad Ishak, menyampaikan bahwa kegiatan pemberantasan buta aksara menjadi salah satu prioritas pelayanan pembinaan. “Setiap warga binaan berhak mendapatkan pendidikan. Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung adalah bekal dasar agar mereka dapat hidup mandiri dan produktif setelah bebas nanti,” ujarnya.


Kasi Bimnadi dan Giatja, Fedianto, menegaskan bahwa program pemberantasan buta aksara ini menjadi salah satu prioritas pembinaan kepribadian. “Kami ingin memastikan bahwa warga binaan tidak hanya dibina secara mental dan spiritual, tetapi juga dibekali kemampuan dasar yang mereka perlukan untuk bertahan di masyarakat. Kegiatan ini adalah langkah konkret untuk meningkatkan kapasitas mereka,” tuturnya.


Kasubsi Registrasi dan Bimbingan Kemasyarakatan, Syafruddin Basirun, menambahkan bahwa kegiatan ini akan terus digelar secara terjadwal. “Kami ingin memastikan seluruh warga binaan mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar. Pendampingan intensif menjadi kunci agar proses ini berjalan efektif,” jelasnya.


Petugas yang mengajar, Dwi Rahayuningtias, yang turut memberikan materi, menyampaikan kesannya selama proses belajar mengajar. “Setiap pertemuan selalu menghadirkan perkembangan baru dari para peserta. Melihat mereka mulai mengenal angka dan menghitung secara mandiri memberi semangat bagi kami untuk terus melanjutkan program ini,” tuturnya.


Salah seorang warga binaan peserta kegiatan, Budiman Damang, mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan. “Saya baru benar-benar belajar mengenal angka dan menghitung di sini. Ini sangat membantu saya untuk lebih siap menjalani hidup setelah bebas,” tuturnya dengan penuh harapan.


Kegiatan ini juga sejalan dengan Sapta Arahan Kakanwil Ditjenpas Sulteng, Bagus Kurniawan, dalam mendukung 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, dalam mensukseksan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.


Melalui kegiatan ini, Lapas Kelas IIB Tolitoli menegaskan komitmennya memberikan layanan pembinaan yang berkelanjutan, termasuk pemenuhan hak warga binaan dalam bidang pendidikan dasar. Petugas pemasyarakatan dan para wali juga terus mendorong minat belajar warga binaan agar dampak program dapat dirasakan secara menyeluruh.


Editor : Muh Sain