METRO ONLINE Tolitoli, 07 November 2025 — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tolitoli resmi menutup pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Pemasyarakatan bagi Warga Binaan, Jumat (07/11). Kegiatan berlangsung di Aula Lapas Kelas IIB Tolitoli dan ditutup secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Tolitoli, Moh. Asrul Bantilan, S.Sos yang hadir mewakili Bupati Tolitoli.
Program rehabilitasi ini dilaksanakan selama 15 hari dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang warga binaan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga binaan dalam upaya pemulihan diri dari penyalahgunaan narkoba serta meningkatkan pembinaan kepribadian di lingkungan pemasyarakatan.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Lapas Kelas IIB Tolitoli Muhammad Ishak, Kepala UPT Puskesmas Baolan dr. Yulian Olivia Taroreh, narasumber dan konselor Rehabilitasi Pemasyarakatan dr. Musta’ina Sp.Kj dan Sumarni, A.Md.Kep, serta perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli, RSUD Kabupaten Tolitoli, pejabat struktural dan pegawai Lapas Kelas IIB Tolitoli.
Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Kabupaten Tolitoli menyampaikan apresiasi serta dukungan penuh Pemerintah Daerah terhadap pelaksanaan kegiatan rehabilitasi ini. Menurutnya, program ini merupakan langkah strategis dalam mempersiapkan warga binaan agar siap kembali ke masyarakat dengan pola hidup yang lebih sehat dan produktif.
Sementara itu, Kepala Lapas Kelas IIB Tolitoli, Muhammad Ishak, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung terlaksananya kegiatan ini, baik dari pemerintah daerah maupun mitra layanan kesehatan dan instansi terkait lainnya. Ia menegaskan bahwa Lapas Kelas IIB Tolitoli terus berkomitmen untuk menjaga dan mensukseskan program zero halinar (zero handphone, pungli, dan narkoba) sebagai bentuk penegakan tata tertib dan peningkatan kualitas pembinaan.
Kasi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik (Bimnadik) & Giatja,Feldianto, menyampaikan bahwa kegiatan rehabilitasi ini merupakan bentuk pembinaan kepribadian yang berkelanjutan.
“Rehabilitasi bukan hanya proses penyembuhan dari penyalahgunaan narkoba, tetapi juga bagian dari pembentukan karakter. Dengan adanya kegiatan ini, warga binaan memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri, memahami dampak perbuatannya, dan mempersiapkan diri agar saat bebas nanti dapat kembali menjalankan peran positif dalam keluarga dan masyarakat,” ujarnya.
Kasubsi Perawatan Lapas Kelas IIB Tolitoli,I Kadek Wahyudiana, juga memberikan tanggapannya mengenai dukungan layanan kesehatan dan konseling selama program berlangsung.
“Kami terus memastikan bahwa warga binaan mendapatkan pendampingan konseling, pemeriksaan kesehatan, serta dukungan psikologis selama program berjalan. Harapannya, perubahan perilaku dan peningkatan kesadaran ini dapat terus berlanjut meski mereka sudah kembali ke masyarakat,” ucapnya.
Salah satu warga binaan peserta rehabilitasi, berinisial MF, turut menyampaikan kesannya selama mengikuti kegiatan ini.
“Kami merasa sangat terbantu. Kegiatan ini bukan hanya mengajarkan kami untuk menjauhi narkoba, tapi juga membantu kami mengenal diri sendiri dan memperbaiki cara berpikir. Saya berharap setelah bebas nanti, saya bisa kembali ke keluarga dan hidup lebih baik,” ungkapnya MF.
Kegiatan ini merupakan implementasi dari Sapta Arahan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah, Bagus Kurniawan, dalam mendukung 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, serta menjadi bagian dari upaya Pemasyarakatan mendukung visi besar Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Kegiatan penutupan berjalan dengan aman dan lancar hingga selesai. Diharapkan melalui program rehabilitasi ini, warga binaan dapat meningkatkan kualitas hidup, memperbaiki perilaku, serta siap kembali ke masyarakat setelah menjalani masa pidana.
Editor : Muh Sain
