METRO ONLINE Tolitoli, 28 November 2025— Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tolitoli mengambil langkah cepat menangani meningkatnya kasus flu dan demam yang dialami sejumlah warga binaan. Sebagai bentuk mitigasi penyebaran penyakit, lapas mengaktifkan kembali kamar karantina khusus untuk memastikan penanganan lebih terfokus serta mencegah penularan di blok hunian.
Kepala Lapas Tolitoli menyampaikan bahwa langkah ini merupakan prosedur standar untuk menjaga kondisi kesehatan warga binaan, terlebih pada situasi ketika gejala serupa dialami secara bersamaan.
Petugas regu pengamanan juga berkoordinasi langsung dokter dan tim kesehatan untuk melakukan pemeriksaan harian terhadap warga binaan yang menjalani karantina. Pemeriksaan meliputi pengecekan suhu, penilaian gejala lanjutan, pemberian obat, serta pemantauan kondisi selama masa pemulihan. Warga binaan juga mendapatkan tambahan vitamin dan edukasi menjaga kebersihan diri.
Selain perawatan medis, lapas turut menerapkan program pemulihan fisik, seperti kegiatan berjemur setiap pagi serta olahraga ringan yang dipandu petugas. Program ini bertujuan meningkatkan imunitas dan mempercepat proses pemulihan.
Dari 12 warga binaan yang dikarantina dan hingga saat ini, sebanyak 3 warga binaan telah dinyatakan pulih dan keluar dari karantina, sementara 9 warga binaan masih menjalani masa karantina dan tetap berada di bawah pengawasan ketat tim kesehatan.
Kalapas Tolitoli, Muhammad Ishak menyampaikan pihak lapas berharap upaya ini mampu menekan penyebaran penyakit sekaligus memastikan seluruh kegiatan pembinaan dapat berlangsung dalam kondisi yang aman dan sehat.
“Kami mengambil langkah cepat untuk mencegah meluasnya gejala flu dan demam. Dengan karantina, pemantauan dokter, dan program pemulihan yang ketat, kami ingin memastikan seluruh warga binaan tetap dalam kondisi sehat,” ucapnya.
Sementara itu Dokter Lapas Tolitoli, drg. Henry Christiano Adi Nugroho, menjelaskan bahwa langkah karantina merupakan prosedur paling efektif untuk mencegah penularan penyakit di lingkungan hunian yang padat.
“Gejala flu dan demam yang muncul hampir bersamaan pada beberapa warga binaan membutuhkan respons cepat. Dengan karantina, kami bisa melakukan pemeriksaan lebih terfokus, memastikan mereka mendapat obat, vitamin, dan waktu istirahat yang cukup tanpa berisiko menularkan ke warga binaan lain,” ujarnya.
Kegiatan ini implementasi dari Sapta Arahan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah, Bagus Kurniawan, dalam mendukung 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Adrianto. Upaya ini juga menjadi bagian dari kontribusi pemasyarakatan dalam mendukung visi besar Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Dengan diterapkannya langkah-langkah tersebut, Lapas Tolitoli menegaskan komitmennya dalam menjaga kualitas layanan kesehatan dan keamanan lingkungan pemasyarakatan.
Editor : Muh Sain

