-->
BADAN HUKUM " PT METRO MEDIA INDONESIA >>> AKT NO.13 TGL. 21-08-2018 SK. KEMENKUMHAM RI NO.AHU-0040828.AH.01.01. TGL. 29-08-2018 >>> Alamat Kantor Redaksi Jalan Yusuf Kallah No 31 Makassar


Kamis, November 06, 2025

Dialog Bersama RRI, Kakanwil Ditjenpas Sulteng Ungkap Peran Lapas di Balik Ketahanan Pangan Negeri

Dialog Bersama RRI, Kakanwil Ditjenpas Sulteng Ungkap Peran Lapas di Balik Ketahanan Pangan Negeri

METRO ONLINE Sigi — Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Sulawesi Tengah, Bagus Kurniawan, menegaskan bahwa Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kini berperan aktif dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber pada program Dialog Luar Studio RRI Palu bertajuk “Dari Lapas untuk Ketahanan Pangan Sulawesi Tengah”, Kamis (6/11/2025

Dialog yang disiarkan langsung melalui Pro 1 RRI Palu (90.8 FM) dan YouTube RRI Palu tersebut digelar di lahan pembinaan Lapas Kelas IIA Palu, Desa Langaleso, Kabupaten Sigi, menghadirkan pula

Kalapas Palu, Makmur serta perwakilan warga binaan yang dipandu oleh host Susanti.

Menurut Bagus, kegiatan ini merupakan implementasi Asta Cita Presiden dan 13 Program Akselerasi

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya poin kedua, yaitu memberdayakan warga binaan untuk mendukung ketahanan pangan.

“Pemasyarakatan hari ini bukan hanya menjaga, tetapi juga membina dan memberdayakan. Melalui pembinaan kemandirian, warga binaan ikut mengelola lahan produktif yang hasilnya membantu kebutuhan pangan dan menekan inflasi, baik di dalam Lapas maupun masyarakat sekitar,” ujar Bagus.

Ia menegaskan, orientasi pembinaan di Lapas bukan lagi sekadar menjaga, tetapi juga membina dan memberdayakan.

“kami ingin warga binaan ikut berkontribusi nyata bagi ketahanan pangan nasional, sekaligus punya keahlian saat mereka kembali ke masyarakat nanti dapat berubah dari narapidana menjadi wirausaha. Ini juga sejalan dengan talkline kami: Pemasyarakatan Pasti Bermanfaat untuk Masyarakat,” tegasnya

Ia menambahkan, saat ini terdapat 14 UPT Pemasyarakatan di Sulawesi Tengah yang sebagian besar memiliki lahan produktif dengan berbagai metode, mulai dari tanam tradisional, polybag, hingga hidroponik. Sebanyak 224 warga binaan telah mengelola lahan seluas 263 ribu meter persegi yang menghasilkan 27 kluster pertanian, termasuk sayuran, jagung, jambu kristal, dan ribuan bibit kelapa.

“Hasil panen digunakan untuk kebutuhan dapur warga binaan dan sebagian diserap mitra kerja.

Keuntungannya dikelola transparan, masuk ke PNBP, dan sebagian jadi premi bagi warga binaan,”jelasnya.

Sementara itu, Kalapas Palu Makmur menuturkan bahwa Lapas Palu kini mengelola sekitar 10 hektar lahan dengan komoditas pertanian, perikanan, dan peternakan.

“Kami ingin pembinaan di Lapas Palu benar-benar memberi manfaat ekonomi dan keterampilan bagi warga binaan agar siap mandiri setelah bebas,” ucapnya.

Salah satu warga binaan yang ikut berdialog mengaku bangga bisa ikut dalam program ini. “Kami merasa dihargai dan diberi ruang untuk berubah. Dari sini kami belajar menanam, merawat, dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat,”

Host RRI Palu, Susanti, menilai kolaborasi ini membuka pandangan baru masyarakat terhadap dunia

Pemasyarakatan. “Lapas kini menjadi ruang pemberdayaan yang nyata. Ini sejalan dengan upaya mendukung Asta Cita Presiden dan mengubah stigma lama terhadap pemasyarakatan,” ungkapnya.

Dialog berdurasi satu jam itu berlangsung hangat dan inspiratif, memperlihatkan sinergi antara pemerintah, media, dan warga binaan dalam membangun pembinaan yang produktif dan berdaya guna. Program ini sekaligus menegaskan komitmen Kanwil Ditjenpas Sulawesi Tengah dalam mewujudkan Pemasyarakatan yang Maju, Mandiri, dan Bermanfaat untuk Masyarakat.


Editor : Muh Sain 

Berita Terkait

Berita Lainnya

© Copyright 2019 METRO ONLINE | All Right Reserved