METRO ONLINE, ENREKANG - Masyarakat Keluhkan jalan rusak pada ruas jalan poros Maiwa- Cendana- Enrekang-Anggeraja sepanjang 50 Km hancur dan banyak longsor.
Bahkan pantauan lembaga AJOI (Aliansi Jurnalistik Online Indonesia) Cab. Enrekang beserta kalangan media lainnya sudah bertahun agar situasi ini tertangani.
Tapi justru khabar titik terparah jalur tersebut tersebar lubang cukup semakin panjang sekitar 30 Km dan membuat stres masyarakat.
"Masyarakat dalam kondisi tekanan ekonomi saat ini yang berat, justru sarana jalan di Enrekang telah hancur berkepanjangan sulit dilalui secara normal ini kondisi buruk,"ujar Misbah selaku ketua LSM Perkara (30/12-22).
Keluhan Ketua Pergerakan Koalisi Rakyat ( PERKARA) di Enrekang ini menjadi topik umum yang dialami masyarakat dan diresahkan tanpa penyelesaian.
"Meminta Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional ( BBPJN) XIII Sulawesi Selatan serius menangani Kondisi jalan Nasional sangat memprihatin di poros di Kabupaten Enrekang", Ujarnya.
Kata Misbah, Jalan poros kabupaten Enrekang sekarang rusak parah dan bahkan ada puluhan titik di mana jalan hampir terputus yang membuat pengendara kesal dengan kodisi tersebut.
Dari beberapa kali masyarakat aksi protes seperti menanam pohon pisang dan menyampaikan kondisi jalan ini ke perwakilan pemerintah tapi tak kunjung di tanggapi serius Balai besar pelaksanaan jalan Nasional (BBPJN) sulawesi selatan.
"Enrekang dikenal penghasil sayur mayur dan bawang merah di kirim ke kota makassar sampai lintas provinsi, jalur ini juga satu satunya akses wisatawan serta gerak angkutan hasil bumi perdagangan antar pulau," ucapnya.
Ia menambahkan,ada anggaran Paket preservasi jalan dan jembatan Bangkae-Enrekang-Bts Kab.Tana Toraja meliputi pekerjaan preservasi pemeliharaan rutin jalan dan jembatan nilai kontrak 8,35 Milyar masa kerja 361 hari kalender.
Tapi itu belum cukup menutup komdisi kerusakan parah jalan yang ada, pekerjaan pemeliharaan terkadang asal kerja banyak jalan masih layak itu di asphalt finisher sedangkan jalan yang rusak parah di tinggalkan.
Dituding ulah kontraktor saat mengaspal dilakukan pengaspalan dalam kondisi hujan dan jalanan bercampur tanah.
"Ironisnya itu siram asphalt sprayer tanpa pembersihan kompresor atau lapisan bersih dahulu,belum lagi pengaspalan dalam kondisi hujan dan jalanan bercampur tanah dinilai tak mengacu teknis,"sesalnya.
Pekerjaan asal jadi dan lemahnya pengawasan terkait membuat pola tambal sulam jalan dan penanganan titik longsor karena gerusan hujan semakin bertambah.
"parahnya lagi yang kami temukan dilokasi pekerjaan seperti bronjong di beberapa titik belum cukup 2 pekan sudah ambrul terbawa longsoran, hal ini di karena air yg mengalir ke titik bronjong tidak memgalirnya air di drainase,"ucapnya.
lanjut dia, alangkah baiknya Jalan Enrekang ini di perbaiki drainasenya baru ke badan jalan, karna kerusakan sebagian besar jalan di Enrekang karna drainase kurang berfungsi semestinya.
"lambannya penanganan serta perbaikan jalan ini, seandainya PPK cepat mengarahkan rekanan memperbaiki mungkin jalanan di Enrekang tak rusak parah dan berpesan kepada pihak BBPJN agar cepat merespon,"sorot Misbah. (Mas)
Editor: Muh. Sain