Pembinaan Kerohanian Lintas Iman, Wujud Komitmen Lapas Tolitoli Bangun Warga Binaan Berkarakter dan Berakhlak

Advertisement

Pembinaan Kerohanian Lintas Iman, Wujud Komitmen Lapas Tolitoli Bangun Warga Binaan Berkarakter dan Berakhlak

Selasa, 09 Desember 2025

METRO ONLINE Tolitoli, 9 Desember 2025 — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tolitoli kembali menegaskan komitmennya dalam menjalankan pembinaan menyeluruh bagi warga binaan tanpa membedakan latar belakang, termasuk dalam aspek keagamaan. Pada Selasa (9/12), pembinaan kerohanian dilaksanakan secara berkesinambungan bagi warga binaan beragama Kristen dan Islam sebagai bagian dari pembinaan kepribadian yang humanis dan berorientasi pada perubahan perilaku positif.

Pada pagi hari pukul 09.30 WITA, warga binaan Nasrani mengikuti ibadah dan pembinaan rohani di Gereja Patmos Lapas Kelas IIB Tolitoli. Kegiatan tersebut dipimpin oleh Pendeta Joel Saragih yang menyampaikan pesan reflektif tentang pentingnya evaluasi diri, rasa syukur, serta keteladanan iman sebagaimana tercermin dalam Kidung Maria. Menurutnya, iman yang kuat menjadi fondasi utama dalam menumbuhkan harapan dan mendorong setiap individu untuk hidup dalam kebaikan serta kerendahan hati.


Salah satu warga binaan Nasrani mengungkapkan perasaannya usai mengikuti ibadah. “Melalui pembinaan kerohanian ini saya merasa dikuatkan dan lebih tenang. Pesan yang disampaikan membuka hati saya untuk terus belajar bersyukur dan memperbaiki diri selama menjalani pembinaan di Lapas,” tutur Viktor.


Sementara itu, pada pukul 10.00 WITA, warga binaan Muslim melaksanakan pembinaan kepribadian keagamaan di Masjid Darul Hisab Lapas Kelas IIB Tolitoli. Kegiatan ini didampingi oleh Ustad Solehan, S.Pd.I bersama Ustadzah Asma, S.Pd.I, dengan materi ceramah bertema “Dahsyatnya Huru-hara Padang Masyar dan Pelajaran Ketakwaan dalam Surah Al-Hasyr”. Ceramah tersebut mengajak warga binaan untuk meningkatkan ketakwaan, memperbanyak amal kebaikan, serta menjadikan kesadaran akan kehidupan akhirat sebagai motivasi untuk terus memperbaiki diri.


Salah satu warga binaan Muslim menyampaikan bahwa kegiatan tersebut memberikan dampak positif bagi dirinya. “Ceramah yang disampaikan sangat menyentuh hati dan menjadi pengingat agar saya lebih taat beribadah, menjaga perilaku, serta mempersiapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya,” ungkap Yudi.


Pelaksanaan pembinaan kerohanian lintas iman ini menjadi sarana strategis dalam membangun ketenangan batin, memperkuat nilai moral, serta membentuk karakter warga binaan agar lebih berakhlak dan bertanggung jawab. Selain memperdalam iman masing-masing, kegiatan ini juga menumbuhkan sikap saling menghormati dan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat di dalam Lapas.


Kepala Lapas Kelas IIB Tolitoli, Muhammad Ishak, menegaskan bahwa pembinaan kerohanian merupakan pilar penting dalam sistem pemasyarakatan. “Kami berupaya menghadirkan pembinaan yang utuh, tidak hanya fisik dan keterampilan, tetapi juga mental dan spiritual. Dukungan para pemuka agama di Kabupaten Tolitoli sangat kami harapkan agar pembinaan ini dapat terus berkelanjutan,” jelasnya.


Lebih lanjut, kegiatan ini merupakan implementasi dari Sapta Arahan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah, Bagus Kurniawan, dalam rangka mendukung 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto. Program tersebut sekaligus menjadi bagian dari kontribusi Pemasyarakatan dalam mendukung visi besar Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.


Melalui pembinaan kerohanian yang inklusif dan berkesinambungan ini, Lapas Kelas IIB Tolitoli terus berupaya menciptakan warga binaan yang beriman, berkarakter, dan siap kembali menjadi pribadi yang bermanfaat di tengah masyarakat.


Editor : Muh Sain