METRO ONLINE Tolitoli, 11 Oktober 2025 – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tolitoli terus menunjukkan komitmennya dalam membangun sistem pemasyarakatan yang Profesional, Responsif, Integritas, Modern, Akuntabel (PRIMA). Hal ini diwujudkan melalui kegiatan briefing bersama yang melibatkan petugas Subseksi Registrasi, Bimbingan Kemasyarakatan, serta Calon Aparatur Sipil Negara (CASN), yang digelar pada Sabtu (11/10) di Aula Lapas.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Lapas, Muhammad Ishak, yang dalam arahannya menekankan pentingnya ketelitian dalam pelaksanaan tugas, terutama dalam perhitungan masa pidana, tahapan pembinaan, hingga pemberian remisi kepada narapidana.
“Perhitungan masa pidana, pentahapan pembinaan, dan pemberian hak-hak narapidana harus dilakukan secara cermat dan sesuai dasar hukum. Ini penting agar tidak terjadi kesalahan administratif yang berdampak pada pelayanan,” tegas Kalapas Muhammad Ishak.
Kalapas juga meminta seluruh petugas untuk terus memperdalam pemahaman terhadap regulasi yang berlaku, serta meningkatkan koordinasi antarseksi demi mewujudkan pelayanan pemasyarakatan yang akurat, profesional, dan humanis.
Kegiatan ini merupakan implementasi nyata dari Sapta Arahan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah, Bagus Kurniawan, yang menekankan penguatan kualitas sumber daya manusia sebagai pondasi utama reformasi pemasyarakatan. Kegiatan ini juga mendukung 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, sebagai bagian dari upaya strategis menyukseskan visi besar Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yakni mewujudkan birokrasi berkelas dunia yang responsif dan berdampak langsung kepada masyarakat.
Dengan semangat Setahun Bekerja, Bergerak – Bergerak Berdampak, Lapas Tolitoli terus berupaya menciptakan perubahan konkret di lingkungan kerja, termasuk melalui peningkatan kapasitas dan kompetensi jajaran petugas.
Kegiatan briefing ini juga mendapat dukungan penuh dari Kasi Bimnadik dan Giatja, Feldianto, yang turut hadir dalam kegiatan.
“Kegiatan ini sangat penting untuk menyatukan persepsi, terutama dalam pelaksanaan pembinaan narapidana yang berbasis pada aturan dan prosedur yang tepat. Kita ingin memastikan bahwa seluruh proses berjalan akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Feldianto.
Ia juga menambahkan bahwa dengan meningkatnya pemahaman petugas terhadap regulasi, maka potensi kesalahan dalam pelaksanaan administrasi pemasyarakatan dapat diminimalisasi secara signifikan.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, Kalapas menginstruksikan agar seluruh petugas melakukan pengecekan ulang dokumen ekspirasi narapidana secara berkala, serta menggelar kegiatan serupa secara berkelanjutan guna menyegarkan kembali pemahaman jajaran terhadap tugas dan fungsi masing-masing.
Dengan berlangsungnya kegiatan secara tertib, lancar, dan komunikatif, Lapas Kelas IIB Tolitoli kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung penuh program-program prioritas Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan serta menyukseskan reformasi birokrasi yang berdampak.
Editor : Muh Sain
